Langkau ke kandungan utama

Ablasi Jantung dan Pacemaker yang mencemaskan di RS Bina Waluyo Jakarta

Saya berasal dari jalan RK.Ilir kota Banjar, sudah menjadi kebiasaan sya mengecek darah atau mengontrol kesehatan tanpa surat pengantar dari dokter [ hampir setiap 2 bulan sekali] dan sya juga sering melukan penelitian2 atas berbagai macam penyakit termasuk jantung, maka pada akhir tahun 2015 saya mengecek kesehatan jantung saya pada dookter spesialis jantung, hasil daripada EKG yang saya peroleh dokter menyatakan bahwa saya telah di indikasikan kena penyakit jantung aritmia Atrial Fibrilasi [AF], dan di curigai ada penyumbatan di pembuluh darah jantung [ ateroskleorosis].

Pada bulan Januari 2016 penyakit aritmia saya semakin terasa, jalan sering terasa ringan2 kepala, jantung lebih cepat payah, lalu lewat internet saya mencari dokter2 ahli aritmia[ AF] di Jakarta, disana yang di timbul adalah nama Dr.dr.Munawar,SpJp. beliau adalah bekas seorang direktur rumah sakit  jantung Harapan Kita di Jakarta. tapi nama beliau sudah lama di coret dari rumah sakit tersebut, karena beliau telah mendirikan sendiri sebuah rumah sakit khusus jantung swasta yang satu2 nya ada di Jakarta, dengan nama Ruma Sakit Jantung BINA WALUYO. lokasi nya berada di daerah pasar Rebo, rumah sakitnya menjorok kedalam berwarna orange, sehingga sepintas lalu orang sangat susah untuk mencari alamatnya
.
Saya tahu bahwa di RS.Jantung Harapan Kita [ milik pemerintah] adalah rumah sakit besar dan di bangun oleh mantan presiden Soeharto, disana terdapat dokter2 senior dan 3 orang spesialis ablasi jantung,seperti Dr.dr.Yoga Yunadi,SpJp dan dr,Dicky.A.Hanafy atau dr.Sunu yang masih dalam pendidikan, kalau untuk CABG [ by pass jantung/ ablasi AF jantung haruslah antri 1/2 tahun lamanya, sehingga saya lebih memilih ke rumah sakit jantung Bina Waluyo yang pendirinya adalah Dr.dr.Munawar,SpJp yang konon dokter tersebut disebut sebagai ahli ablasi yang pertama di Asia Tenggara.

Saya terkecoh dengan promosi internetnya yang menceritakan bahwa beliau siap sedia menjawab semua keluhan pasien baik yang datang langsung maupun lewat telpon, tapi setelah saya menemui beliau dan mengetahui serta menanyai pasien2 beliau disana, bahwa bayaran beliau saat itu sangat mahal sekitar Rp.500.000,- itupun pasien2 beliau kalau konsultasi atau periksa hanya sekitar 5-10 menit saja sudah selesai. Beliau mempunyai seorang murid yang terhandal yang nama dr.Beny Hartono,SpJp , usianya kurang lebih 40 tahun, yang konon menurut situs atau website RS.Bina Waluyo beliau selama di Bina Waluyo dalam beberapa tahun terakhir ini telah menjalankan berbagai macam operasi jantung sudah ribuan kali [ tapi aneh juga ya dia hanya beberapa tahun disitu kok sudah ribuan kali operasi ???? ]

Karena setelah saya 2 kali konsultasi dengan Dr.dr.Munawar,SpJp dan waktunya sangat singkat, maka saya memutuskan memilih dr.Beny Hartono,SpJp sebagai dokter konsultan saya [ dr,Beny Hartono konon disebut sebagai lulusan kedokteran dengan titel Cumlaude dan dia juga pernah belajar ablasi di Taiwan kurang lebih 1 tahun]. Dari pengalaman saya yang hampir setiap bulan konsul pada dia saya mempunyai kesan bahwa dokter Beny ini selain ramah tamah dia juga sangat pandai, kadang dokter lain yang tidak tahu dia bisa mengerti,orangnya sangat sabar, nah inilah kesalahan saya yang sangat fatal dan sekali lagi FATAL karena saya telah mempercayakan ABLASI jantung saya kepada dokter tersebut hanya berdasarkan kesan pribadi atau emosi saja, padahal sebelum ablasi AF tersebut ada family saya yang menyarankan agar saya pergi ke Malaysia saja atau ke DR.dr.Yoga Yunadi,SpJp yang sabar dan juga berpraktek di RS.Mitra Kelapa Gading Jakarta, bahkan ada juga yang bilang kalau lebih baik ablasi jantung di rumah sakit jantung Harapan Kita saja karena sudah pasti uangnya masuk ke kas pemerintah, dokternya juga setiap hari melakukan tindakan operasi jadi pengalaman pasti lebih di jamin, sangat berbeda dengan RS.Bina Waluyo yang mana setiap kali saya datang kesana pasien nya tidak bisa banyak kecuali pasien dari Dr.dr.Munawar,SpJp yang prakteknya dalam 1 minggu hanya 3 kali saja.

Ablasi adalah tindakan opersai tanpa bedah, sebuah selang lentur kecil dimasukkan lewat pangkal paha ke area atrium jantung, dan elektrodanya memancarkan gelombangh2 untuk mematikan arus listrik jantung yang tidak normal, biasanya tingkat keberhasilannya menurut dokter aritmia adalah 85% [ resiko 2% atau 3% saja bisa menjadi alasan bagi kegagalan ablasi kita]. Menurut dr.Antono,SpJp dari RS.Siloam Kebon Jeruk Jakarta yang juga pernah mengoperasikan alat ablasi jantung dengan merk karto 3D, beliau menasehati saya " orang seusia bapak yang sudah tua gini lebih baik bapak belajar saja hidup berdampingan dengan AF karena ablasi apabila sukses, paling2 hanya bertahan selama 5 tahun lalu akan kembali lagi" hal tersebut juga di amini oleh beberapa dokter lain, katanya ablasi bisa punya peluang sukses apabila frekuensi AF nya jarang datang atau masih baru timbul, jadi apakah kita - kita ini bisa mengetahui dengan tepat???  ini juga kesalahan fatal saya yang lain karena tidak mau mendengarkan nasehat mereka sehingga saya berusaha mencoba jalan terakhir bagi saya untuk mengobati penyakit aritmia saya dengan harapan siapa tahu bisa berhasil???

Sewaktu tiba saatnya saya mau ablasi dr.Beny Hartono ,SpJp melakukan serangkaian pengecekan darah dan yag lain nya, dia telah memanipulasi data kesehatan saya, yang akan menjadi alasan pembenaran apabila dia gagal meng-ablasi saya, bukti - bukti ini setelah saya keluar dari rumah sakit baru saya sadari dan semuanya masih saya simpan sampai sekarang, sebenarnya saya berhak melaporkan peristiwa tersebut ke kepolisian, dan berhak minta kepolisian untuk mengusut peristiwa tersebut, saya merasa sangat kecewa, setelah di ablasi 2 hari kemudian AF saya kambuh kembali dan tidak sembuh seperti biasanya, dan ada beberapa perawat di sana yang kasihan melihat sya dan mereka mengatakan kalau disini ablasi AF pada umumnya 2 sampai 3 kali tindakan baru bisa sembuh, padahal 1/2 tahun sebelumnya ada seorang perawat perempuan yang saya tanyai juga mengatakan secara jujur bahwa ablasi AF tidak gampang, itupun saya lihat perawat tersebut sewaktu mengukur tekanan darah saya melihat tidak ada teman2 di pinggirnya baru dia berani memberi keterangan kepada saya.

Sewaktu AF  saya tidak sembuh maka saya  tanyakan kepada dr.Beny kenapa bisa menjadi begini? dan saya mohon pada dia agar biaya operasinya dikurangi, karena saya mungkin akan habis kurang lebih Rp.200.000.000,- dan uang tersebut adalah titik keringat dan tabungan saya selama beberapa tahun. Tapi dr.Beny menjawab bahwa masalah tersebut tidak bisa di kurangi , kalau mau tanyakan saja ke bagian keuangan dan dia juga bilang bahwa AF tsb adalah penyakit degenerative apalagi usia saya tua, nah hal inilah yang membuat hati saya sangat sedih dan menyesal besar. dr.Beny sewaktu saya konsultasi sama dia orangnya sangat ramah dan pandai juga sabar, tapi setelah selesai ablasi berubahlah dia 90 derajat sifatnya, menjadi sangat tidak manusiawi dan tidak menaruh belas kasihan bagi orang tua yang seperti saya yang tidak  mudah cari uang.

Selama ini saya telah beberapa kali meneliti keadaaan kegiatan operasi AF pada perawat2 disana atau menelpon menanyai operator2 ruang operasi jantung di Bina Waluyo, ada juga satu atau dua orang yang mau jujur bicara, mereka pada umumnya mengatakan bahwa tindakan operasi ablasi yang dilakukan oleh dr.Beny dalam 1 tahun tidak ada 20 kali, bayangkan apabila dibandingkan dengan dokter ablasi di Rs.Jantung Harapan Kita, bedanya terlalu jauh, yang satu kerjanya tiap bulan hanya 1 kali ablasi, sedangkan yang di RS.Jantung Harapan Kita hampir setiap hari kerja, mereka 3 dokter ahli ablasi selalu melakukan ablasi jantung, makanya kalau orang mau ablasi atau CABG di RS.Jantung Harapan Kita selalu di suruh antri 1/2 tahun , baik itu pasien dengan BPJS maupun pasien umum yang membayar pribadi, keduanya di perlakukan secara adil.

Saya juga sering mewawancarai pasien2 di RS.Bina Waluyo, mereka banyak mengeluhkan kalau pemasangan Pacemaker sangatlah mahal, berbeda jauh dengan rumah sakit- rumah sakit yang sekelas di Jakarta, tapi kalau pemasangan ring/stent jantung saya hanya 1 - 2 orang saja yang sempat bertanya jadi tak tahu pasti.

Bagi pasien2 yang telah berusia 50 tahun apalagi 60 tahun keatas , apabila frekuensi AF nya jarang datang, atau baru saja sadar dan di ketahui baru terkena Af mungkin keberhasilannya masih ada, ingatlah bahwa promosi2 tentang ablasi tidak kurang gencarnya di internet karena biayanya sangatlah mahal, juga sangat banyak orang yang tidak begitu mengerti, maka bisa saja menjadi korban sia-sia, sedangkan saya selama saya sakit jantung 3-4 tahun ini, hampir saya pelajari masalah2 ini di internet terlebih di buku terbitan dari dokter2 jantung, karena info dari internet kadang2 belum tentu benar, banyak saja yang menulis dan menjiplak seadanya dari internet lain, juga ada saja oknum2 dokter yang menyuruh orang lain atau dia sendiri mempromosikan dirinya di internet jadi kita haruslah waspada.

Bagi pasien2  penyakit jantung aritmmia lebih baik kita beli alat untuk mengukur tekanan darah, alat untuk mengecek diabetes, terlebih baik kita beli stekoskop untuk setiap hari mendengarkan detak jantung kita sendiri dan mengamati sendiri reaksi obat aritmia yang kita gunakan, pelajrilah kontraindikasi2 obat yang kita pakai, perhatikan apabila sering timbul henti jantung [ pause] yang apalagi kalau sampai terhenti lebih dari 5 - 6 detik, mungkin saja itu akibat dari kita pakai obat aritmia terlalu banyak dosisnya, jadi kita harus mengurangi sendiri dosisnya. bisa juga itu merupakan penyakit SSS [ Sick Sinus Syndrome] yang mana mengharuskan kita memasang Pacemaker [ alat pacu jantung] karena kalau tidak itu bisa membahayakan jiwa kita.
Sekianlah pengalaman dari saya, semoga penelitian dan pengalaman saya bisa diperhatikan seperlunya.
Terimakasih


NB :1. Banyak dokter2 ablasi menyatakan bahwa ablasi AF berhasilnya 85% sampai 90%  tapi saya menemui seorang dokter yang jujur yang nama dr.Dicky Hanafy, beliau menyatakan bagi dokter yang optimis keberhasilannya adalah 85%, tapi bagi saya mungkin saja apabila pasiennya pesimis bisa dikatakan 60% sukses 40% gagal. inilah dokter aritmia yang sampai sekarang masih bertugas di Rs jantung Harapan Kita Jakarta. 

2. Usia saya sudah tua dan saya banyak pengalaman masalah rumah sakit dan dokter, ada juga rumah sakit swasta yang baik, tetapi apabila kita mau tenang dan tidak banyak syak wasangka tentang keuangan, lebih baik kita memilih rumah sakit pemerintah, karena rumah sakit pemerintah sudah tentu alat2 nya lebih modern dan mahal, juga dokter2 ahli setempat hampir pada umumnya harus bertugas disana hampir setiap hari, bayarannya juga murah, juga ada ruangan2 kelas yang yang berbeda2 malahan tersedia juga bagian VIP kalau kita mau,tentunya dengan biaya yang lebih mahal.





















































[

Ulasan

  1. Bisa saya minta alamat email bapak hntjk sharing tentang penyakit jantung saya ? Nama saya lucky baru 21 tahun , namun saya sudah menderita penyakut aritmia sudah dari umur 12 tahun an sampai skrng mungkin lebih dari 20x terkrna AF.. terimakasih kalau bapak sudi sharing tentang penyakit jantung terimakasih

    BalasPadam
  2. The Emperor Casino - Shootercasino
    The Emperor Casino is a Casino septcasino located 1xbet korean in R.I.E.T.. It is situated in R.I.E.T., Israel. 제왕카지노 In addition to this casino, this casino is also

    BalasPadam
  3. Lucky Club Casino Sites & Review 2021
    Lucky Club Casino Review 2021 ✔️ Read our detailed review of Lucky Club Casino in our honest review, In fact, there are more than one 🏆 Lucky Club: luckyclub Claim Your Bonus🏆 Lucky Club: Play Here!⭐Rating: 4.5/5

    BalasPadam

Catat Ulasan